Alun-alun Eks Kerajaan Simpang dan
Peninggalan Lainnya
Lokasi Alun-alun Kerajaan Simpang berada di Teluk Melano
dulu. Tepatnya, berada di lokasi pasar Teluk Melano sekarang. Pernah beberapa
kali menjadi sarana umum, mulai dari
sekolah, lapangan upacara, pasar daerah,
lapangan volly dan terminal. Saat ini, menjadi lapangan multi fungsi,
tempat pedagang UMKM, sarana acara formal dan tempat hajatan warga.
Sebelah selatan dan timur bekas lokasi Alun-alun Kerjaan Simpang tersebut, terdapat
pasar Teluk Melano dan Sungai Simpang. Sungai ini menjadi urat nadi masyarakat
Simpang, dari hilir hingga ke hulu. Mulai Desa Teluk Melano, Rantau Panjang,
Penjalaan dan Sungai Mata Mata. Hingga Batu Barat, Lubuk Batu, Matan Jaya dan
seterusnya.
Sedangkan di sebelah utara, tepatnya di seberang jalan,
saat ini ada bangunan kantor Pos Indonesia - Teluk Melano. Sebelum kantor Pos,
dulu berdiri keraton Simpang, didirikan Panembahan Gusti Roem. Menuju ke arah
utara, sekitar 500 meter dari alun-alun, terdapat makam Gusti Mahmud,
Mangkubumi Kerajaan Simpang.
Di samping makam Gusti Mahmud, dulu terdapat masjid tua
bersejarah. Masjid yang dibangun pada masa Panembahan Gusti Roem, berlanjut ke
Panembahan Gusti Mesir. Namun sayang, masjid ini sudah dirobohkan, dipindahkah
ke lokasi baru, berjarak 100 meter dari lokasi masjid semula, tepatnya di depan
kantor KAU Simpang Hilir saat ini.
Kemudian, berjarak 90 meter dari alun-alun ke arah barat, melewati Jalan Utin Tahara,
dulu berdiri rumah Panembahan Gusti Mesir. Namun setelah Panembahan Gusti Mesir
dan Panembahan Tua Gusti Roem menjadi korban fasisme Jepang, berubah fungsi dan
dibongkar. Lokasinya pernah jadi gedung bioskop. Saat ini, bekas rumah
Penembahan Gusti Mesir tersebut, menjadi jalan penghubung ke jembatan Teluk
Melano, perumahan, warung dan ruko.
Selain situs Kerajaan Simpang di atas, masih ada
peninggalan lain. Seperti makam para ulama di masa Penembahan Gusti Roem.
Misalnya makam Mufti Muhamad Zaman, terletak di Desa Pemangkat. Makam guru
Mufti Muhammad Zaman, Tuan Alim Haji Muhammad Tahir bin Haji Muhammad Hassan di
Pulau Kumbang. Tidak menutup kemungkinan, akan ada lagi penemuan-penemuan baru
di masa yang akan datang.
Penginggalan lainnya, berupa
cap kerajaan, payung, pedang, dan wayang Simpang. Wayang Simpang masih disimpan
keturunan wayang, di Desa Batu Barat. Dan masih banyak lagi penginggalan
lainnya. Sayangnya, peninggalan-peninggalan tersebut tidak terkumpul menjadi
satu. Sebab, Kerajaan Simpang sekarang belum memiliki keraton atau museum
khusus.
(Miftahul Huda)
Tertanda
TIM AHLI CAGAR BUDAYA
Kabupaten Kayong Utara.
0 Komentar