Melano, 03 Agustus 2024 – Kegiatan Sinema Mikro "Pepadah Film" yang merupakan acara nonton bareng dan diskusi di gelar pada hari ke empat di halaman lapangan voly Desa teluk Melano Kecematan Simpang Hilir. Dalam acara tersebut hadir perwakilan dari Yayasan Kerajaan Simpang Matan, Sutradara film lokal, para nara sumber serta masyarakat melano. Acara berlangsung meriah dengan serangkaian acara yang memikat perhatian masyarakat.
Pra acara dibuka dengan pengantar dari Kusriyanto selaku sutradara film lokal, salah satunya film BAC atau Bunga Arum Campane. "Saya garap film bergenre budaya karena budaya adalah diri kita sendiri. Film BCA ini terinspirasi karena ingin mengangkat dari silat kampung mengapa tidak besar (viral atau populer) seperti karate, dan lain sebagainya." Tuturnya .
Acara dibuka dengan doa yang di pimpin oleh Gusti Muhammad Lisin . Ditampilkan lalu pertunjukan tari oleh Sanggar Simpang Betuah, yaitu tari "Zepin Belimbor" yang merupakan tari kreasi baru yang berpijak pada akar tradisi di bumi tanah Simpang.
Selanjutnya, pengantar sambutan diisi oleh Perwakilan Dari Yayasan kerajaan Simpang Matan oleh Amru Chanwari. "Saya berterima kasih kepada Simpang Mandiri yang telah pertama kali membuat workshop pepadah film. Dalam pembuatan film Simpang Mandiri ini telah banyak membuat 56 film dan buat film yang paling viral adalah belangkait" tutur Amru dalam sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi atau inti dari acara tersebut yang dipimpin langsung oleh Miftahul Huda selaku moderator, dengan dua narasumber yaitu Raden Jamahari selaku seniman sekaligus Budayawan yang menerangkan tentang tata cara berpakaian, serta Hasanan yang menerangkan tentang Cagar Budaya.
Selesai pemaparan materi dilanjutkan oleh hiburan musik harmoni yang dipimpin oleh Taufik. Selanjutnya dilanjutkan pemutaran Drama Sejarah oleh MTM SMAN 1 Simpang Hilir. Adapun inti dari drama sejarah adalah kita harus belajar sejarah dan harus banyak banyak membaca buku lokal.
Film kedua sekaligus penutup yang diputar adalah; "Bunga Arum Campane" yang dalam ceritanya terdapat pendekatan romantis, aksi, dan komedi yang dikemas melalui kearifan lokal pariwisata dan budaya. Film ini terinspirasi dari budaya silat kampung.
Acara ditutup dengan sesi pembagian dopreize untuk tiga pemenang. Seluruh acara berlangsung dengan lancar dan penuh semangat dari para penonton serta tim. Masyarakat yang hadir merasa puas dan mendapatkan pengalaman serta wawasan yang baru tentang tradisi dan budaya lokal melalui diskusi dan pemutaran film yang diadakan. (SR. 03/08/2024)
0 Komentar